
Berikut adalah transkrip pembicaraan Dr
Richard Teo, yang adalah seorang jutawan dalam usia 40 tahun dan ahli bedah
kosmetik. Beliau didiagnosa mengindap kanker paru – paru stadium 4.
LATAR BELAKANG
Selamat pagi kepada anda semua. Suara saya
agak serak akibat kemoterapi, jadi harap dimaklumi. Nama saya Richard, temannya
Danny, yang mengundang saya kemari. Saya ingin mengatakan bahwa saya adalah
hasil produk khas masyarakat saat ini. Dari muda saya selalu percaya bahwa cara
untuk menjadi bahagia adalah dengan mendapatkan kesuksesan. Dan untuk menjadi
sukses, saya harus menjadi kaya. Jadi saya menjalani hidup saya sesuai dengan
motto ini.
Saya berasal dari keluarga yang miskin. Pada
saat itu saya sangatlah kompetitif baik dalam olahraga, pelajaran, dan
kepemimpinan. Saya menginginkan semuanya. Saya pernah pergi ke sana, dan
melakukan itu semua. Namun pada akhirnya, semuanya masih mengenai uang.
Dalam beberapa tahun terakhir saya adalah
seorang trainee dalam oftalmologi. Tetapi saya merasa tidak sabar karena teman
– teman saya yang keluar ke praktek swasta menghasilkan uang yang banyak.
Sementara saya terjebak dalam sebuah magang. Jadi saya berkata, ‘Cukup, sudah
terlalu lama. “Pada saat itu, ada lonjakan murid – murid kedokteran estetika.
Saya yakin anda menyadari, kedokteran estetika telah memuncak selama beberapa
tahun terakhir, dan saya melihat peluang menghasilkan uang yang baik di sana.
Begitu banyak sehingga saya berkata, ‘Lupakan oftalmologi, aku akan melakukan
pengobatan estetika. “Jadi itulah yang saya lakukan.
Adalah sebuah kenyataan bahwa menjadi dokter
praktek umum tidak membuat anda kaya. Yang membuat seorang dokter menjadi kaya
adalah ketika mereka menangani selebriti kaya, politisi kaya, maupun orang –
orang terkenal. Jadi saya ingin menjadi salah satu dari dokter – dokter seperti
itu. Saya menyelam langsung ke dalam pengobatan estetika. Kalau dahulu orang mengeluh
untuk membayar 30 dollar untuk konsultasi dokter karena merasa mahal, orang
yang sama bersedia membayar 10,000 dollar untuk menyedot lemak. Jadi saya
berkata “mari kita berhenti menyembuhkan orang sakit, saya akan menangani
masalah kecantikan, menjadi ahli kecantikan medis yang terlatih”
Dan itulah yang saya lakukan – sedot lemak,
pembesaran payudara, operasi kelopak mata. Anda sebut saja, saya bisa
melakukannya. Dan uang yang dihasilkan pun sangatlah baik. Ketika klinik saya
dimulai, waktu tunggunya adalah 1 minggu, kemudian berkembang menjadi 1 bulan,
2 bulan, dan akhirnya menjadi 3 bulan. Ada begitu banyak permintaan bahwa
orang-orang yang benar-benar antri untuk memiliki pekerjaan estetika yang
dilakukan pada mereka yang kebanyakan adalah wanita. Ini adalah sebuah hidup
yang mudah.
Klinik saya pun bertumbuh. Saya begitu
kewalahan. Dari satu dokter, saya mempekerjakan 2 dokter, kemudian 3, dan pada
akhirnya sampai 4 dokter. Tidak ada yang pernah cukup. Saya ingin lebih, lebih,
dan lebih lagi. Beitu banyak pasien sehingga kita mendirikan toko di Indonesia
untuk memikat para wanita / istri kaya. Kami mendirikan toko, membentuk tim
dari orang – orang di sana, untuk mendapatkan lebih banyak pasien dari
Indonesia.
Segala sesuatu berjalan begitu baik bagi saya.
Saya telah berada di sana, waktu keemasan saya telah tiba. Pada bulan Februari
tahun lalu saya berkata “baik, saya sekarang memiliki uang tunai cadangan
begitu banyak, saatnya untuk mendapatkan Ferrari pertama saya.” Kemudian
datanglah Ferrari pertama saya. Selanjutnya saya mencari lahan untuk membangun
rumah. Saya berbagi dengan seorang teman yang adalah seorang bankir yang
menghasilkan 5 juta dollar setahun. Kita membeli tanah dan membangun beberapa
rumah kami di sana.
Aku berada di puncak kejayaan, bersiap-siap
untuk menikmati. Pada saat yang sama, teman saya Danny mengalami kebangunan
rohani. Mereka kembali pergi ke gereja. Beberapa teman dekat saya mengatakan,
‘Richard, datang, bergabunglah dengan kami, datanglah kembali ke gereja.”
Saya telah menjadi orang Kristen selama 20
tahun, saya dibaptis 20 tahun yang lalu, tapi itu semua saya lakukan karena
pada saat itu adalah trend untuk menjadi seorang Kristen. Itu modis! Saya ingin
dibaptis, sehingga ketika saya mengisi formulir, saya bisa diletakkan di sana
agama “Kristen” – kedengarannya baik. Sebenarnya, saya tidak pernah punya
Alkitab, saya tidak tahu Alkitab itu isinya apa.
Saya pergi ke gereja untuk sementara. Setelah
beberapa waktu, saya merasa lelah. Saya berkata saatnya untuk pergi ke NUS
(universitas nasional Singapura), berhenti pergi ke gereja. Di NUS, saya
memiliki banyak hal – hal lain untuk dikejar – perempuan, pelajaran, olah raga,
dan lain lain. Lagipula saya mencapai ini semua tanpa Tuhan sampai hari ini,
jadi siapa yang butuh Tuhan ? Saya bisa capai sendiri apa pun yang saya
inginkan. Demikianlah pemikiran saya pada saaat itu.
Dalam kesombongan saya, saya mengatakan kepada
mereka, “kamu kasih tahu ke pendeta di gereja, kalau dia bisa mengganti waktu
ibadah jadi jam 2 siang maka saya akan mempertimbangkan untuk pergi ke sana”
Saya benar – benar sombong. Saya juga katakan kepada Danny dan teman – teman
saya,”Jika Tuhan benar – benar ingin saya untuk datang kembali ke gereja, Dia
akan memberikan saya tanda”. Dan benar saja… 3 minggu kemudian saya kembali
datang ke gereja.
DIAGNOSA
Pada bulan Maret 2011, tiba – tiba saya
merasakan sakit di punggung yang terus – menerus. Sebagai catatan saya rutin
pergi ke gym untuk latihan, berlari, dan olahraga renang 6 hari seminggu. Saya
kemudian pergi melakukan MRI untuk mengadakan pemeriksaan. Sehari sebelum scan
MRI, saya masih di gym, mengangkat beban berat, dan melakukan squats. Keesokan
harinya dokter menemukan bahwa setengah tulang belakang saya mengalami
pergantian sumsum tulang. Saya berhata “Woah,maaf, apa itu ?”
Kita kemudian melakukan PET scan keesokan
harinya, dan mereka mendiagnosa saya memiliki kanker paru – paru terminal,
stadium 4B. Kanker tersebut telah menyebar ke otak, setengah tulang belakang,
seluruh paru – paru saya penuh dengan tumor, hati, adrenal…
Saya berkata “Tidak mungkin, saya masih bisa
ke gym semalam. Apa yang terjadi di sini ?” Saya yakin Anda tahu bagaimana
rasanya. Satu saat aku ada di sana di atas puncak karir dan kejayaan, keesokan
harinya berita ini datang dan membuatku benar-benar hancur. Seluruh dunia saya
terasa telah terbalik.
Saya tidak bisa menerimanya. Saya memiliki
seratus kerabat di kedua sisi, ibu saya dan ayah saya. 100 dari mereka. Dan
tidak satu pun memiliki kanker. Bagi saya, dalam pikiran saya, saya memiliki
gen yang baik, saya tidak seharusnya memiliki ini! Beberapa kerabat saya adalah
perokok berat. Mengapa saya mengalami kanker paru-paru? Saya berada dalam
penyangkalan.
PERJUMPAANNYA
DENGAN TUHAN
Jadi pada hari berikutnya, saya masih dalam
keadaan penyangkalan, masih tidak dapat menerima apa yang sedang terjadi.
Setelah menyelesaikan biopsi, saya berbaring di ruang operasi. Para perawat dan
dokter telah meninggalkan saya dan bilang saya harus menunggu selama 15 menit
untuk melakukan pemeriksaan X-ray untuk memastikan tidak ada pneumotoraks
(komplikasi).
Di atas meja operasi, menatap kosong ke
langit-langit ruang operasi yang dingin namun tenang. Tiba-tiba saya hanya
mendengar suara batin, tidak seperti yang datang dari luar. Suara itu berasa
dari dalam. Itu adalah suara hati kecil yang belum pernah saya rasakan
sebelumnya. Dan dikatakan dengan sangat spesifik, katanya, “Hal ini semua
terjadi padamu, pada saat kamu jaya, karena itu satu-satunya cara agar kamu
bisa mengerti.”
Saya berkata, “Woah, dari mana suara itu
berasal ?” Anda tahu, ketika anda berbicara kepada diri anda sendiri, anda akan
berkata “Ok, kapan saya harus meninggalkan tempat ini ? Dimana saya harus makan
malam setelah ini ?” Anda berbicara dari sudut pandang orang pertama. Anda
tidak akan berkata “Kemana seharusnya KAMU pergi setelah ini”. Sementara suara
yang berbisik kepada saya adalah suara dari sudut pandang orang ketiga, “Hal
ini semua terjadi padamu, pada saat kamu jaya, karena itu satu-satunya cara
agar kamu bisa mengerti.” Pada saat itu, emosi saya meluap, dan saya menangis
dan menangis, sendirian di sana. Dan saya tahu kemudian apa artinya memahami
bahwa ini adalah “satu – satunya cara”.
Karena saya telah begitu bangga pada diri
sendiri, seluruh hidup saya, saya tidak membutuhkan siapa pun. Saya sangat
berbakat dengan hal-hal yang bisa saya lakukan, mengapa saya perlu orang lain?
Saya hanya begitu penuh dengan diri sendiri sehingga tidak ada cara lain saya
bisa berbalik kepada Tuhan.
Bahkan, jika seandainya saya didiagnosis
dengan stadium 1 atau 2, saya akan sibuk mencari ahli bedah kardiotoraks
terbaik, angkat bagian dari lobus (melakukan lobektomi), melakukan kemoterapi
preventif … yang kemungkinan sembuhnya sangt tinggi. Siapa yang butuh Tuhan?
Tapi saya punya stadium 4B. Tidak ada orang yang bisa membantu, hanya Tuhan
yang bisa.
Serangkaian peristiwa terjadi setelah itu,
namun saya merasa belum yakin benar. Saya pikir “mungkin memang ada suara, atau
mungkin itu hanya saya yang berbicara kepada diri sendiri”. Saya tidak percaya
itu semua.
Berikutnya saya dipersiapkan untuk
kemoterapi. Saya mulai dengan radiasi seluruh otak terapi pertama, memakan
waktu sekitar 2-3 minggu. Sementara itu mereka mempersiapkan saya untuk
kemoterapi, suplemen dll. Salah satu yang mereka digunakan untuk kemoterapi
adalah Zometa, yang digunakan untukmemperkuat tulang, setelah sumsum tulang
(pengganti) yang sembuh dari sel-sel kanker, menjadi berongga, jadi kita perlu
Zometa untuk memperkuat tulang untuk mencegah fraktur kompresi.
Salah satu efek samping dari Zometa adalah
bahwa hal itu dapat menyebabkan osteonekrosis (kematian tulang) dari rahang,
dan saya harus memiliki gigi bungsu saya dicabut. Tahun yang lalu, aku punya
gigi bungsu saya dihapus, karena itu memberi saya kesulitan. Gigi bungsu yang
di bawah tidak memberi saya kesulitan jadi aku berkata,”Lupakan saja,
tinggalkan saja.”, Danny mengajukan diri untuk mencabutnya untuk saya.
Jadi di sanalah saya, terbaring di kursi
gigi, bertanya pada diri sendiri, menderita dari semua efek samping
radioterapi, dan sekarang harus menjalani operasi gigi. Seolah-olah saya tidak
sudah cukup menderita! Jadi saya bertanya Danny, “Eh, bro, apakah ada cara
lain? Bisakah saya tidak perlu melakukan operasi ini ? “Dia berkata,” Ya, kamu
dapat berdoa. “
Saya berkata, “Apa ruginya? Ok lah, berdoa
lah “Dan kami pun berdoa. Setelah itu kami melakukan X-Ray. Segala perlengkapan
operasi sudah disiapkan, namun X-Ray menunjukkan bahwa saya tidak memiliki gigi
bungsu di rahang bawah. Saya tahu kebanyakan orang memiliki 4 gigi bungsu,
mungkin beberapa tak punya, saya tidak terlalu yakin walaupun itu adalah tidak
umum.
Masih saja saya berpikir “Nah, aku tidak
peduli tentang hal itu.” Bagi saya, selama saya tidak harus mengambil gigi,
saya senang. Pada saat itu, saya masih tidak mau percaya kepada kuasa doa. Bagi
saya itu semua hanyalah sebuah kebetulan.
Saya kemudian bertemu onkologi saya dan
bertanya kepadanya, “Berapa lama sisa hidup yang saya miliki ?” tanya saya
kepadanya. Dia mengatakan tidak lebih dari 6 bulan. Saya berkata “bahkan dengan
kemoterapi ?” Sekitar 3 – 4 bulan katanya.
Saya tidak bisa memahami hal itu. Sulit untuk
diterima. Dan bahkan saat saya pergi melalui radioterapi, saya berjuang setiap
hari, terutama ketika saya bangun, berharap bahwa itu semua hanyalah mimpi
buruk. Dan berharap ketika saya bangun, semuanya sudah berakhir.
Saat saya sedang berjuang hari demi hari,
saya memasuki depresi. Tapi untuk satu alasan, saya tidak tahu mengapa ada
suatu hari dimana saya harus bertemu dokter onkologi. Pada sekitar jam 2 siang,
saya merasakan tiba – tiba adanya gelombang kedamaian, kenyamanan, dan sedikit
kebahagiaan. Perasaan itu meluap sehingga saya menghubungi teman – teman saya
melalui whats app bahwa saya tiba – tiba merasa begitu baik walaupun tidak
mengerti mengapa itu datang. Dan itu hanya beberapa hari, atau minggu setelah
itu, bahwa Danny mengungkapkan kepada saya bahwa ia telah berpuasa selama 2
hari untuk saya, dan ia sedang tawar-menawar dengan Tuhan. Ia mengakhiri
puasanya pada titik yang sama persis yakni sekitar jam 2 siang pada hari itu.
Dan ketika ia mengakhiri puasa, saya merasa sensasi itu!
Whoa, hal tersebut memang lebih dari sekedar
kebetulan. Saya mulai percaya, walau pun belum sepenuhnya. Hari – hari pun
berlalu, saya menyelesaikan radioterapi, sekitar 2 minggu-an. Kemudian saya
bersiap – siap untuk kemo, sehingga mereka membiarkan saya beristirahat selama
beberapa hari. Lihat, angka kematian dari kanker paru-paru: Kanker paru-paru
memiliki tingkat kematian tertinggi. Jika Anda menambahkan payudara, kolorektal
(usus besar) kanker, dan kanker prostat (kanker beberapa top di Singapura untuk
pria dan wanita), jika Anda menjumlahkan angka kematian dari 3, masih tidak
sebesar kanker paru-paru. Anda bisa mengerti ini. Anda dapat menghapus prostat,
usus besar, payudara, tetapi Anda tidak dapat menghapus paru-paru Anda.
Tapi ada sekitar 10% dari pasien kanker
paru-paru mengalami perbaikan untuk beberapa alasan, yang diantaranya karena
mereka memiliki mutasi spesifik, kami menyebutnya mutasi EGFR. Dan itu terjadi,
hanya 90% pada wanita Asia yang tidak pernah merokok dalam hidup mereka.
Sedangkan saya, pertama-tama, saya ini laki-laki. Yang kedua, saya seorang
perokok sosial. Saya mengambil satu rokok sehari setelah makan malam, akhir
pekan, atau ketika teman-teman saya menawarkan saya. Saya seorang perokok
ringan, bukan perokok sosial. Tapi tetap saja, onkologi saya masih tidak
berharap bagi saya untuk memiliki mutasi ini.
Kemungkinan hal itu terjadi bagi saya adalah
mungkin 3-4% untuk mendapatkannya. Itu sebabnya saya dianjurkan untuk pergi
untuk kemoterapi. Namun melalui semua doa yang intens, teman-teman seperti
Danny, juga orang – orang yang saya bahkan tidak tahu, selama menunggu saya
untuk kemo, ternyata hasil tes menunjukkan bahwa saya EGFR positif. Saya
seperti, “Woah, kabar baik!” karena sekarang saya tidak harus menjalani
kemoterapi pada waktu itu, karena ada ini tablet oral yang dapat saya gunakan
untuk mengontrol penyakit ini.
Seperti yang dapat Anda lihat di sini, ini
adalah apa yang Tuhan bisa lakukan. Dan itulah mengapa saya masih di sini
memiliki kesempatan ini untuk berbagi dengan Anda. Seperti yang Anda lihat di
sini, perbedaan antara sebelum dan setelah pengobatan. Pada saat itu, saya
berkata, “Nah, itu yang diharapkan, bukan? Obatnya bagus “Saya masih tidak
percaya sepenuhnya.. Nah, orang-orang berdoa untuk saya dan penanda tumor mulai
turun. 90% tumor dan penandanya mulai turun.
Tapi tetap saja, Anda tahu, setelah Anda
memiliki pengetahuan klinis, Anda tahu statistik. Satu tahun kelangsungan
hidup, kelangsungan hidup dua tahun, memiliki semua pengetahuan ini bukanlah
hal yang baik. Karena Anda hidup dengan pengetahuan bahwa bahkan dengan semua
ini, sel-sel kanker sangat tidak stabil, mereka terus bermutasi. Mereka akan
mengatasi dan menjadi resisten terhadap obat-obatan, dan akhirnya anda bisa
kehabisan obat.
Jadi hidup dengan pengetahuan ini adalah
perjuangan dan siksaan mental yang besar. Kanker bukan hanya tentang perjuangan
fisik, itu adalah penyiksaan mental juga. Bagaimana Anda hidup dengan harapan?
Bagaimana Anda hidup dengan tidak mampu untuk merencanakan beberapa tahun ke depan?
Onkologi memberitahu Anda untuk bertahan untuk 1 – 2 bulan selanjutnya. Jadi
banyak perjuangan saat saya melalui Maret dan April lalu. April adalah titik
terendah saya, dalam depresi yang mendalam, berjuang bahkan ketika saya sedang
dalam masa pemulihan.
PENERIMAAN DAN KEDAMAIANNYA
Suatu hari, saya berada di atas ranjang,
berjuang di siang hari, sambil bertanya kepada Tuhan “Mengapa ? Mengapa saya
harus melalui perjuangan ini ? Mengapa saya harus menanggung penderitaan ini ?
Mengapa saya ?”
Saat saya tertidur, dalam keadaan mimpi,
sebuah visi datang, yang mengatakan “IBRANI 12:7-8″
Perlu anda ketahui, sampai saat itu saya
belum pernah membaca Alkitab. Saya tidak tahu apa itu Ibrani, saya bahkan tidak
tau berapa banyak bab yang ada di dalamnya. Benar – benar tidak tahu apa – apa.
Tetapi kata Ibrani 12:7-8 begitu jelas dan
spesifik.
Saya tidak berpikir terlalu banyak. Saya
hanya terus tidur. Setelah saya bangun, saya berkata “Apa salahnya untuk
mengecek ?” Danny telah membelikan saya sebuah Alkitab. Dan itu masih cukup
baru. Saya berkata “Tidak apa – apa, hanya mencoba”. Jadi saya membalik ke
perjanjian lama. Bagi saya Ibrani terdengar seperti sesuatu yang kuno, jadi
harus dalam Perjanjian Lama bukan ? Jadi saya membalik – balik perjanjian lama.
Namun tidak saya temukan Ibrani di sana. Saya sangat kecewa.
Lalu saya berkata “Mungkin di Perjanjian
Baru, mari kita lihat !” Wow… di Perjanjian Baru ada kitab bernama Ibrani.
Dikatakan Ibrani 12:7-8 “Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah
memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar
oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita
setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.”
Saya berkata “Wah… darimana ini berasal ?”
Saya merasakan seluruh bulu kuduk saya berdiri. Saya berkata “Ini tidak mungkin
benar kan ?” Maksud saya, apa mungkin seseorang yang tidak pernah membaca
Alkitab mendapatkan visi mengenai sebuah ayat, yang menjawab pertanyaan saya
secara langsung ?
Pada saat itu, kemungkinan hal tersebut
terjadi lebih rendah daripada EGFR saya menjadi positif. Tidaklah mungkin itu
terjadi kebetulan, ada ribuan ayat di Alkitab bagaimana ayat yang saya butuhkan
tiba – tiba bisa saya dapatkan ?
Pada saat itu saya berkata “Engkau (Tuhan)
menang. Engkau menang !”
Saya menjadi yakin. Dan mulai dari hari itu
saya menjadi percaya kepada Tuhan. Terakhir kali saya mendengar suara batin
seperti itu adalah pada akhir April. Saat itu dalam keadaan mimpi saya
mendengarNya berkata “MEMBANTU ORANG LAIN DALAM KESULITAN”.
Itu lebih seperti perintah dibandingkan
sebuah pernyataan. Saat itulah saya memulai perjalanan ini, membantu orang lain
dalam kesulitan. Saya menyadari bahwa kesulitan bukan hanya tentang menjadi
miskin. Bahkan, saya pikir banyak orang miskin mungkin lebih bahagia daripada
kebanyakan kita di sini. Mereka begitu mudah puas dengan apa pun yang mereka
miliki, mereka mungkin cukup senang.
Kesulitan dapat terjadi pada orang – orang
kaya, baik melalui penderitaan fisik, mental, sosial, dan lain lain. Selama
beberapa bulan terakhir, saya mulai memahami apa artinya suka cita sejati. Di
masa lalu, saya mengganti suka cita sejati dengan kesenangan mengejar kekayaan.
Kenapa ? Biarkan saya menjelaskannya kepada anda. Di atas ranjang kematian
saya, saya menemukan tidak ada sukacita sama sekali dari semua benda yang saya
miliki – Ferrari saya, tanah dimana saya membangun rumah, memiliki sebuah
bisnis yang sukses.
Itu semua membawa saya NOL kenyamanan, NOL
sukacita, tidak ada sama sekali. Apakah anda pikir saya bisa terus berpegangan
kepada sepotong logam ini (mobil ini) dan memberikan saya sukacita sejati ?
Nah… itu semua tidak akan terjadi.
Jadi kekayaan yang kita miliki pada dasarnya
adalah kebanggaan jangka pendek dengan mengorbankan perasaan orang lain. Dan
itu bukanlah sukacita yang sejati. Di atas ranjang kematian saya, saya tidak
menemukan sukacita sama sekali untuk memegang Ferrari saya.
Sukacita sejati ditemukan di dalam interaksi.
Dalam beberapa bulan terakhir ini saya begitu lesu. Hanya karena interaksi
dengan orang – orang yang terkasih, teman – teman saya, dan saudara – saudari
di dalam Kristus, saya dapat kembali termotivasi dan terangkat. Untuk berbagi
kesedihan anda, untuk berbagi kebahagiaan anda, itulah sukacita yang sejati.
Dan tahukah anda apa yang membuat anda
tersenyum ? Sukacita sejati datang dari membantu orang lain yang sedang berada
di dalam kesulitan. Dan karena saya sudah melalui hal ini, saya tahu apa
artinya penderitaan. Bahkan sudah ada beberapa pasien kanker yang memberitahu
saya banyak orang datang kepada mereka dan berkata “tetap positif… tetap
positif… Yah, benar. Anda tidak berada di dalam sepatu saya, dan anda meminta
saya untuk tetap positif. Anda tidak tahu apa yang anda bicarakan… demikianlah
ungkap mereka.
Tetapi saya memiliki ijin (lisensi). Jadi
mudah bagi saya untuk pergi keluar menemui pasien kanker lainnya, untuk berbagi
dan mendorong mereka. Saya tahu, karena saya sudah melalui itu, dan lebih mudah
bagi saya untuk berbicara dengan mereka.
Dan yang paling penting, saya pikir sukacita
sejati berasal dari mengenal Allah. Anda dapat membaca Alkitab dan mengetahui
ini itu tentang Tuhan, namun mengenal Allah secara pribadi, memiliki hubungan
dengan Allah, saya pikir itulah yang paling penting. Itulah yang saya pelajari.
Jadi semakin awal kita memilah – milah
prioritas hidup kita akan semakin baik. Jangan seperti saya. Saya sudah tidak
punya cara lain. Saya harus mempelajarinya melalui cara yang keras. Saya harus
kembali kepada Tuhan untuk berterima kasih kepadaNya atas kesempatan ini karena
saya sudah mengalami 3 kecelakaan besa di masa lalu, dan semuanya adalah
kecelakaan mobil. Anda tahu, ini kecelakaan mobil sport. Saya selalu ngebut,
tapi entah kenapa saya selalu keluar hidup – hiduup, bahkan dengan mobil hampir
terbalik. Saat itu jika saya harus meninggal saya tidak tahu ke mana saya akan
pergi sesudahnya. Meskipun saya telah dibabtis… itu semua hanyalan sekedar
untuk sebuah pertunjukan belaka. Tetapi dengan segala kesulitan yang saya alami
sekarang, saya menemukan kesempatan untuk kembali kepada Allah.
Beberapa hal yang saya pelajari:
1. Percayalah kepada Tuhan Allahmu dengan
segenap hatimu – ini sangat penting.
2. Kasihilah dan layanilah orang lain, bukan
hanya kepada diri kita sendiri.
Tidak ada yang salah dengan menjadi kaya.
Saya pikir itu baik – baik saja karena Tuhan telah memberkati. Begitu banyak
orang yang diberkati dengan kekayaan yang baik, tapi masalahnya yang saya pikir
banyak dari kita tidak bisa mengatasi / menggunakan kekayaan. Semakin banyak
yang kita miliki, semakin banyak yang kita inginkan. Saya sudah melalui itu
semua, semakin dalam lubang yang kita gali, semakin kita terjebak ke dalamnya,
begitu banyak sehingga kita menyembah kekayaan dan kehilangan fokus. Bukannya
menyembah Tuhan, kita malah menyembah kekayaan. Itu semua adalah naluri manusia
dan begitu sulit untuk keluar dari sana.
Kita semua di tempat ini adalah kaum
profesional, dan ketika kita memasuki ke dunia praktek swasta, kita mulai
membangun kekayaan kita. Itu sudah pasti. Jadi ketika anda mulai membangun
kekayaan dan ketika kesempatan datang, ingat bahwa semua hal – hal ini bukan
milik kita. Kita tidak benar – benar memiliki ini itu. Ini semua sebenarnya
hanya karunia dari Allah kepada kita. Ingatlah bahwa lebih penting memajukan
Kerajaan Nya daripada memajukan diri kita sendiri.
Sekarang ini saya berkeyakinan bahwa kekayaan
tanpa Allah adalah kosong. Lebih penting bagi anda semua untuk mengisi kekayaan
anda dengan kekayaan Tuhan.
Pada tanggal 16 Oktober 2012, Dr. Richard Teo
Keng Siang meninggal dunia di usia 40 tahun. Kesaksian beliau tetap hidup,
direkam, dan disebarluaskan oleh teman – teman ikatan dokter Kristen di
Singapura untuk menyadarkan banyak orang bahwa uang tanpa Tuhan itu kosong.
HIDUP TANPA TUHAN ITU SIA – SIA.
Terima kasih kepada Dr. Richard Teo Keng
Siang atas kesaksian dan perjuangan hidup yang luar biasa.
Terima kasih kepada ikatan dokter Kristen di Singapura, YouTube, dan rekan – rekan FGBMFI yang memforward kesaksian ini.
Segala hormat, pujian, dan kemuliaan bagi Dia, Tuhan kita Yesus Kristus.
Terima kasih kepada ikatan dokter Kristen di Singapura, YouTube, dan rekan – rekan FGBMFI yang memforward kesaksian ini.
Segala hormat, pujian, dan kemuliaan bagi Dia, Tuhan kita Yesus Kristus.
Sumber : www.penulishidupku.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar