Kesaksian: Pada
kesempatan ini saya ingin berbagi tentang karya Tuhan Yesus dalam
hidup saya yang terindah dan takkan pernah terkubur hingga kapan
pun.
Tahun 2002 silam saya diperhadapkan dengan suatu pergumulan yang luar biasa. Ibu saya mengalami sakit keras selama kurang lebih 3 minggu. Ia terbaring lemah dan tidak berdaya. Makan dan minum semuanya harus disuapi oleh orang lain. Waktu itu saya berada di Jakarta dan melayani di sebuah gereja di Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat.
Tahun 2002 silam saya diperhadapkan dengan suatu pergumulan yang luar biasa. Ibu saya mengalami sakit keras selama kurang lebih 3 minggu. Ia terbaring lemah dan tidak berdaya. Makan dan minum semuanya harus disuapi oleh orang lain. Waktu itu saya berada di Jakarta dan melayani di sebuah gereja di Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat.
Suatu
sore saya begitu gelisah dan memikirkan ibu saya. Saya tidak pernah
tahu kalau ibu saya sudah diopname selama 3 minggu. Ketika saya
menelpon keluarga, mereka menyampaikan bahwa ibu saya sedang
mengalami sakit keras. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang ke
tempat asal saya. Ketika saya menemui ibu saya, saya berusaha menahan
air mata saya. Di dalam hati, saya berkata: "saya harus kuat."
Ketika ibu saya mendengar bahwa saya telah ada di dalam ruangan di
mana ia dirawat, ia segera bangun dengan wajah yang sangat
ceria dan penuh bahagia. Hal ini membuat semua keluarga kaget
bercampur senang, hal ini disebabkan karena sudah 3 minggu ibu saya
tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Kehadiran saya bagaikan air
sejuk yang mengalir di dalam tubuhnya. Ia ternyata sudah lama
merindukan kehadiran saya di sisinya.
Waktu
itu saya duduk di sampingnya dan mengajak dia berdoa. Ketika saya
sedang berdoa, saya tidak dapat menahan air mata. Saya sangat sedih
dan hancur. Namun puji Tuhan, selama saya berdoa bisa menahan
kesedihan saya. Namun ketika saya selesai berdoa, saya tidak sanggup
menahan air mata. Waktu itu saya meluapkan kerinduan saya yang dalam
dan rasa cinta yang terpendam karena berpisah sekian lama demi
panggilan studi untuk melayani TUHAN, dengan menangis sambil memeluk
ibu saya. Kami semua akhirnya terlarut dalam sukacita dan kebahagian
karena Tuhan menghadirkan saya di tengah-tengah keluarga saya dan
secara khusus berjumpa dengan orang yang sangat saya cintai, yaitu
ibu saya.
Hari
berganti hari, ibu saya semakin pulih kesehatannya. Namun ada suatu
hal yang membuat saya hancur... ibu saya menyampaikan sesuatu kepada
saya ketika hanya kami berdua berada di dalam ruang perawatannya. Ia
menyampaikan sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan seumur hidup
saya. Ia memulai cerita sekaligus pengakuan dengan harapan saya dapat
memberinya pengampunan... ia mulai menuturkan: "pada kesempatan
ini mama ingin menyampaikan sesuatu yang bertahun-tahun mama pendam
di dalam hati. Mama mohon maaf serta ampunan darimu karena ketika
kamu sedang dalam kandungan mama, mama sudah menolakmu. Mama tidak
menginginkan kelahiranmu. Mama berusaha untuk menggugurkanmu. Namun
semuanya tidak menghasilkan apa-apa. Waktu kamu lahir, mama menyuruh
orang lain untuk menyusuimu. Mama merasa berdosa dan mengalami
tekanan batin selama bertahun-tahun. Tapi hari ini mama terbuka dan
memohon pengampunan darimu. Mama telah memohon ampun dari Tuhan
Yesus, namun hari ini mama berharap kamu mau mengampuni mama."
Ketika ibu saya menyampaikan hal ini, saya hanya terdiam dan
meneteskan air mata seraya berkata kepadanya, "mama sebagaimana
Tuhan Yesus mengampuni mama, saya juga mengampuni mama." Saya
hancur dan berkata di dalam hati Tuhan mengapa hal ini harus terjadi?
Tuhan Yesus berkata dalam hati saya, justru apa yang saya alami
merupakan suatu karya yang luar biasa yang Tuhan sedang buat di dalam
hidup saya. Anak yang tidak diinginkan hidup justru dipilih Tuhan
untuk diselamatkan dan dipakai-Nya secara khusus untuk melayani Dia.
Saya mengalami perasaan hancur bercampur syukur atas apa yang sedang
terjadi. Waktu berganti waktu ibu saya mengalami pemulihan yang luar
biasa.
Saya
pada akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jakarta untuk melayani
Tuhan. Ia melepaskan saya dengan senyuman yang manis. Saya berkata,
"Mama, kita akan bertemu Desember nanti untuk natal bersama.
Bukankah kita sudah tidak natal bersama selama 8 tahun?" Namun
ia berkata, "jangan janji nak, karena janji adalah hutang. Jika
Tuhan berkenan hal itu pasti terlaksana." Akhirnya saya
menyetujui apa yang ibu saya ucapkan. Saya berangkat ke Jakarta untuk
kembali melayani di gereja yang Tuhan percayakan. Ketika saya tiba di
Jakarta, ternyata Tuhan berbuat lain. Ibu saya telah dipanggil-Nya
kempali ke pangkuan-Nya. saya mengalami perasaan yang hancur. Hancur
dan sungguh-sungguh hancur... saya kecewa dengan Tuhan atas apa yang
Ia buat di dalam hidup saya.
Saya
memutuskan untuk melupakan-Nya. Saya tidak mau berdoa lagi, saya
tidak pernah ke gereja, saya keluar dari pelayanan. Selama 3 bulan
saya tidak pernah mengingat Tuhan. Saya sangat sedih dan kecewa
karena Tuhan tidak menjawab doa saya dan saya tidak bisa berjumpa
dengan ibu saya yang terakhir kali dan melihat jenazahnya. Waktu
terus bergulir. 3 bulan telah lewat dalam kehampaan dan kehancuran
hati saya. Namun, di suatu pagi di hari minggu, Tuhan mulai menyapa
saya. Di dalam hati saya terdengar suatu suara yang lembut dan manis
berkata, "AKU mengasihimu, kembalilah anak-Ku!" Suara itu
begitu kuat dan membuat saya tidak berdaya melawannya. Akhirnya saya
memutuskan untuk mengikuti ibadah sore di sebuah gereja di Jakarta
Pusat. Ketika saya memasuki ruang ibadah, saat itu sedang ada pujian
dan penyembahan di awal ibadah. Saya mengambil tempat duduk paling
belakang. Saat itu saya tidak dapat mengeluarkan satu kata pun. Saya
hanya bisa menangis dan menangis. Mulai dari awal ibadah berlangsung
hingga selesai saya hanya menangis dan memohon belas kasihan-Nya
untuk memperbaharui hidup saya. Ia memulihkan hidup saya...!!! Puji
TUHAN YESUS. Saya dibangkitkan-Nya dan memulai babak baru bersama
Tuhan. Mulai saat itu Tuhan berkarya di dalam hidup dan pelayanan
saya.
Saya
akhirnya melanjutkan kuliah S-2 di sebuah Institut Theologia di
Jakarta. Setelah wisuda pada tahun 2007, Tuhan memimpin saya
bergabung dengan sebuah perguruan tinggi theologia di Surabaya. Saya
tidak pernah menyangka Tuhan membuat semuanya indah. Saya mendapat
posisi yang sangat baik di lembaga itu. Selain mengajar saya juga
diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mengambil S-2 di Surabaya dengan
jurusan yang berbeda. Puji Tuhan, tahun 2009 ini saya akan mengakhiri
kuliah S-2 saya yang kedua. Saya juga sedang mempersiapkan diri untuk
mengambil program S-3 tahun depan. Semuanya itu hanyalah kemurahan
Tuhan bagi saya. Saya sangat berbahagia karena Tuhan Yesus mau
memakai saya untuk mengerjakan pekerjaan-Nya.
Akhirnya
saya mau sampaikan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup
kita tidak ada yang terjadi kebetulan. Semuanya telah
direncanakan-Nya dari semula untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Ia
berdaulat atas segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Ia memulai dan
mengerjakan di dalam kita rencana kemuliaan-Nya tanpa sedikit pun
andil dari kita. SOLA GRATIA, SOLA FIDE, SOLA SCRIPTURA. Soli Deo
Gloria.
Copas
: www.glorianet.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar