Saya
dilahirkan di Pulau Samosir di keluarga Katolik. Meskipun orang tua
saya bukanlah orang yang rajin beribadah tetapi mereka mengajarkan
saya untuk rajin beribadah. Sehingga sejak umur 4 tahun
saya sudah ikut liturgy dan saya rajin ikut sekolah minggu.
Keluarga
besar saya adalah Penyembah Berhala meskipun sudah beragama, mereka
tetap meyakini kuasa gelap. Pada saat berumur 5 tahun keluargaku
pindah ke Bagan Batu – Riau untuk mencoba kehidupan baru. Orang tua
saya memulai usaha perkreditan barang. Dalam memulai usaha tersebut
orang tua meminta batuan kepada “orang pintar” agar dagangan
laris. Pada awalnya semuanya berjalan sangat baik tetapi setelah
beberapa saat keadaan berbalik, bukan untung yang didapat malah
bunting. Sehingga keadaan perekonomian keluarga saya sangat down.
Bahkan tanah harta yang ada juga sampai terjual habis.
Entah
karena apa, orang tua saya sangat gampang marah, jika saya melakukan
kesalahan yang kecil saja, Ayah saya akan menghajar saya dengan kayu
sampai seluruh tubuh saya penuh dengan bekas pukulan. Terkadang saya
malu untuk berangkat sekolah karena bekas pukulan tersebut masih
jelas terlihat dipaha, tangan dan wajah saya. Sehingga saya sangat
benci dengan ayah bahkan saya berpikir pada masa itu, jika saya besar
nanti saya akan bunuh ayah. Perasaan dendam dan benci dengan orang
tua saya terus terniang di otak saya.
Akibat
dari rasa dendam itu saya mulai merokok dan minum minuman keras pada
saat saya masih berumur 10 tahun. Dan yang lebih parah lagi, saya
sudah menonton film porno pada saat usia saya masih 9 tahun.
Pergaulan yang tidak benar menambah nakalnya saya.
Tetapi
Yesus sangat sayang kepada saya, sehingga pada saat saya berumur 12
tahun saya mengenal Yesus Kristus. Yesus Kristus yang saya kenal itu
tidak langsung mengubah saya. Tetapi Dia membentuk saya perlahan.
Pertama Dia melepaskan saya dari merokok, lalu minuman keras, lalu
keterikatan Blue film. Tetapi untuk memaafkan orang tua sangat sulit
bagi saya.
Saya
rindu diubahkan menjadi pribadi yang baru. Gembala saya menyampaikan
dalam khotbahnya bahwa setiap orang harus dilahirkan kembali tidak
hanya mengenal-Nya saja. Jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia
tidak layak masuk Kerajaan Sorga.
Ketika
saya masuk sekolah menengah atas, saya menerima Yesus sebagai Tuhan
dan Raja dalam hidupku. Pada tanggal 13 Agustus 2000, saya di baptis
selam. Beberapa bulan setelah saya dibaptis, saya mengikuti ibadah
Pria Sejati. Dalam ibadah tersebut, topic utamanya adalah Pemulihan
Hati Bapa. Dalam ibadah tersebut diberitahukan bahwa kita harus
mempunyai hati Bapa yang rela mengampuni setiap orang yang bersalah
kepada kita.
Mendengar
hal tersebut hati saya berontak, tetapi pada saat tiba waktunya
menyembah Tuhan. Saya tidak tahu entah mengapa, air mata saya terus
mengalir tanpa henti…. Saya terus menangis…. Dalam penyembahan
tersebut saya merasakan urapan Tuhan menyelimuti hatiku. Ada damai
yang sungguh tak terceritakan, ada sukacita yang luar biasa, rasa
benci dan dendam kepada ayah berubah menjadi rindu. Entah bagaimana
caranya, pada saat itu saya dapat melepaskan pengampunan atas ayah
saya. Saya minta ampun atas dosa yang perbuat selama ini kepada Tuhan
dan saya melepaskan berkat atas ayahku.
Sejak
saat itu, banyak perubahan yang terjadi bagi secara pribadi, bagi
keluargaku dan bagi orang – orang yang ada disekitar kami. Ayah
saya yang dahulunya adalah seorang pemarah, berubah menjadi lemah
lembut. Keluarga kami yang dulunya percaya dengan Okultisme berubah
menjadi keluarga yang mengandalkan Tuhan. Memang ajaib Tuhan Yesus.
Pengenalan dan Penerimaan akan Yesus mengubahkan
segalanya. Haleluya…. Amin. ( Mangadar Christian
Sihaloho,A.Md )
Diposkan 15th
August 2012 oleh Mangadar Christian Sihaloho
copas : cmangadar.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar