Salah satu kemahiran Tuhan
berkomunikasi.
Ini ada kisah yang sangat menolong saya
di saat saya putus asa, kisah dari papi, harap bisa menjadi berkat bagi
keluarga atau pribadi lain yang mengalami krisis.
Suatu hari ada isu PETRUS alias
PEMBUNUH MISTERIUS. Papi juga ketakutan dan gelisah amat sangat. Waktu itu dia
tinggal di desa sendiri, sedangkan istri dan anak-anak tinggal di Malang. Ia
merasa menjadi sasaran orang yang hendak dibunuh. Dan untuk masalah ini dia
tanggung sendiri, tidak berani bercerita pada istri. Kalau ia bercerita pada
istri, ya pasti tidak diberi ijin pergi ke desa dan pelayanan.
Di desa itu, kalau malam, papi tinggal
di rumah sendiri. Ia tidak berani menyalakan lampu, jadi rumah itu gelap
gulita. Juga tidak berani tidur di atas tempat tidur, tidurnya di lantai. Kalau
tidur di atas tempat tidur, itu bisa terlihat dari jendela kaca kamar itu.
Rumah di desa itu tiada pagar. Semua orang bisa mengintip jendela kamar.
Demikian terjadi beberapa hari.
Ketakutan dan kegelisahan memenuhi hatinya.
Suatu saat dia memasak sup sayur.
Memasak sendiri untuk konsumsi sendiri. Dalam hati dia berkata, alangkah
enaknya kalau ada seledri, tetapi tidak ada seledri. Lalu dia membuka pintu
dapur. Karena rumah itu tanpa pagar, maka siapa saja bisa masuk dan lalu lalang
di samping rumah di sebelah dapur.
Terasa ajaib sebab ada seledri di
samping pintu dapur. Ditengok sana dan sini tidak ada orang, hanya ada seledri
itu. Di saat itulah TUHAN berbicara, "Mengapa engkau mengkuatirkan
nyawamu? Mengapa engkau gelisah? Sedangkan seledri saja, kebutuhanmu yang kecil,
Aku peduli, terlebih nyawamu."
Sejak saat itu papi tidak takut mati
dalam pelayanan dan menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Papi juga
dikuatkan melalui kisah-kisah misionari yang pernah ia baca.
*Setting artikel ini adalah pelayanan
di suku Tengger sekitar tahun 1970-80-an, di Desa Tosari (daerah wisata Gunung
Bromo).
SUMBER : ARTIKEL.SABDA.ORG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar